Ketapang – Sidikbangsa. Com
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah kembali menjadi sorotan usai kasus keracunan massal di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Sejumlah siswa dilaporkan mengalami gejala mual, pusing, dan muntah setelah menyantap menu ikan hiu yang disajikan dalam paket MBG.
Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, mengakui adanya keteledoran di internal tim Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Menurutnya, tim ahli gizi kurang cermat dalam memilih menu sehingga ikan hiu masuk dalam daftar sajian untuk pelajar.
“Soal menu ikan hiu, itu murni kesalahan dan keteledoran dari SPPG kami. Mereka tidak teliti memilih menu. Ikan hiu itu dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal,” kata Agus, Rabu (24/9).
Kasus ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai standar keamanan pangan dalam pelaksanaan MBG. Selama ini, program tersebut digadang-gadang sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi pelajar, menekan angka stunting, serta mendukung konsentrasi belajar anak di sekolah. Namun, insiden di Ketapang menunjukkan masih adanya celah dalam pengawasan dan seleksi bahan makanan.
Pakar gizi menilai, ikan hiu bukan bahan pangan yang umum dikonsumsi secara luas di kalangan pelajar. Selain berpotensi mengandung merkuri tinggi, pengolahannya juga memerlukan penanganan khusus agar aman dikonsumsi. Karena itu, muncul desakan agar pihak penyelenggara MBG memperketat standar pemilihan menu dengan mengutamakan sumber protein yang aman, mudah diperoleh, dan sesuai kebutuhan anak.
Pemerintah daerah bersama dinas terkait diminta segera melakukan investigasi, memberikan pendampingan medis kepada korban, sekaligus mengevaluasi mekanisme penyediaan menu MBG di lapangan. Evaluasi menyeluruh dinilai penting agar kasus serupa tidak terulang, serta memastikan tujuan utama program MBG—yakni meningkatkan kesehatan dan gizi generasi muda—tetap terjaga.(Red/R2)









