Jakarta – Sidikbangsa. Com
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin rapat perdana Tim Transformasi Reformasi Polri di ruang Pusdalsis Stamaops Polri, Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2025). Rapat ini menjadi momentum awal langkah strategis kepolisian dalam melakukan pembenahan internal sekaligus memperkuat legitimasi publik terhadap institusi Polri.
Dalam forum tersebut, Polri tidak berjalan sendiri. Sejumlah pakar dan akademisi lintas disiplin diundang untuk memberikan pandangan kritis sekaligus rekomendasi konstruktif. Kehadiran mereka dipandang penting untuk memastikan reformasi Polri tidak hanya menjadi agenda internal, melainkan juga selaras dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.
Reformasi Sebagai Tuntutan Publik
Kapolri dalam arahannya menekankan bahwa transformasi Polri bukan sekadar wacana, tetapi kebutuhan mendesak. Menurutnya, dinamika sosial, politik, hingga perkembangan teknologi menuntut Polri melakukan perbaikan menyeluruh, baik dari aspek kelembagaan, sumber daya manusia, maupun pelayanan publik.
“Polri harus terus membuka diri terhadap kritik, masukan, serta ide-ide baru. Kami ingin memastikan bahwa setiap kebijakan reformasi benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat dan meningkatkan kepercayaan publik,” ujar Listyo Sigit.
Agenda dan Peta Jalan Reformasi
Rapat tersebut sekaligus merumuskan agenda awal tim, antara lain penyusunan peta jalan reformasi, identifikasi problem mendasar di tubuh Polri, hingga evaluasi atas berbagai kasus yang sempat memengaruhi citra institusi. Tim juga ditugaskan untuk mengkaji model pengawasan, transparansi, dan akuntabilitas agar Polri semakin profesional dan modern.
Keterlibatan akademisi diharapkan mampu menghadirkan pendekatan berbasis riset dan data. Sementara itu, pakar hukum, tata kelola pemerintahan, serta praktisi keamanan publik diyakini dapat memberi perspektif luas agar reformasi tidak hanya bersifat kosmetik, melainkan menyentuh akar persoalan.
Harapan Publik
Langkah Kapolri membentuk tim reformasi ini mendapat sorotan luas. Publik berharap upaya tersebut tidak berhenti pada wacana atau seremonial semata, melainkan diwujudkan dalam kebijakan konkret. Transparansi, keadilan, serta profesionalisme menjadi tiga aspek utama yang ditunggu masyarakat dalam implementasi reformasi.
Ke depan, Tim Transformasi Reformasi Polri dijadwalkan menggelar serangkaian diskusi lanjutan, konsultasi publik, hingga penyampaian rekomendasi kebijakan. Hasil dari proses ini akan menjadi landasan penting bagi Polri dalam mengukuhkan diri sebagai institusi modern, transparan, dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.(Red)









