Home / Sosial / Mensos: Pemain Judol Masih Bisa Terima Bansos, Asal Masih Tergolong Keluarga Miskin

Mensos: Pemain Judol Masih Bisa Terima Bansos, Asal Masih Tergolong Keluarga Miskin

Banjarbaru – Sidik bangsa. Com

Polemik mengenai kelayakan pemain judi online (judol) dalam menerima bantuan sosial (bansos) mendapat tanggapan langsung dari Menteri Sosial (Mensos) RI, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul. Dalam kunjungannya ke Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Selasa (23/9/2025), Gus Ipul menegaskan bahwa pemerintah tidak serta-merta mencabut hak bansos bagi keluarga miskin meski ada anggotanya yang terlibat permainan judol.

Menurut Gus Ipul, prinsip dasar bansos adalah untuk menjamin perlindungan sosial bagi kelompok masyarakat miskin dan rentan. Oleh karena itu, jika ada penerima bansos yang terdeteksi bermain judol namun masih benar-benar membutuhkan bantuan, mereka masih akan diberikan kesempatan untuk mengaktifkan kembali haknya melalui mekanisme re-aktivasi.

Kita beri kesempatan sekali lagi untuk mereka re-aktivasi, untuk bisa melakukan langkah-langkah agar mereka bisa dapat bansos lagi,” ujar Gus Ipul.

Mensos menegaskan, kebijakan ini bukan bentuk pembiaran terhadap praktik judi online, melainkan upaya menyeimbangkan aspek perlindungan sosial dengan langkah pembinaan. Ia menambahkan, bansos tidak boleh digunakan untuk aktivitas yang merugikan seperti berjudi, melainkan harus diprioritaskan bagi kebutuhan pokok keluarga.

Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan bahwa penerima bansos yang kedapatan menyalahgunakan bantuan akan diberi peringatan dan diarahkan agar menggunakan bantuan sesuai tujuan. Jika pelanggaran dilakukan berulang dan tidak ada perubahan, maka pemerintah bisa mempertimbangkan penghentian penyaluran bansos terhadap keluarga yang bersangkutan.

Pemerintah sendiri melalui Kementerian Sosial terus berupaya meningkatkan pengawasan distribusi bansos agar lebih tepat sasaran. Salah satunya dengan sistem Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang terus diperbarui. Dalam konteks itu, evaluasi penerima dilakukan secara berkala untuk memastikan mereka yang benar-benar miskin tetap mendapatkan haknya.

Kebijakan ini juga menjadi sinyal bahwa pemerintah ingin bersikap tegas namun tetap humanis. Judi online dipandang sebagai masalah sosial serius yang merugikan masyarakat, tetapi di sisi lain negara tidak boleh membiarkan keluarga miskin kehilangan hak perlindungan sosial hanya karena kesalahan satu anggota keluarga.

Dengan demikian, penerima bansos yang pernah terindikasi bermain judol masih memiliki peluang untuk kembali mendapatkan bantuan, namun dengan syarat jelas: mereka harus menunjukkan itikad baik, melakukan re-aktivasi, dan membuktikan bahwa bantuan akan dipakai untuk kebutuhan yang semestinya.(Red/Andi)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *